Perlombaan Rubik di Bandung

Seorang Cuber (pemain rubik) memeragakan teknik bermain rubik kepada wartawan pada konperensi pers Kompetisi Rubik Internasional Bandung Open 2011 di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jabar, Rabu (9/2). Kompetisi internasional itu diselenggarakan pada 12-13 Februari mendatang, diikuti sekitar 150 peserta dari dalam dan luar negeri. FOTO ANTARA/Agus Bebeng/ss/Spt/11

TEMPO Interaktif, Bandung - Komunitas Bandung Cuber Club akhir pekan ini menggelar kompetisi kubus rubik internasional Bandung Open 2011 selama dua hari, 12-13 Februari, di Gedung Indonesia Menggugat. Lomba adu kecepatan menyusun warna kotak kubus yang pertama di Bandung ini mempertandingkan 12 kategori. Rekor-rekor nasional siap dipecahkan.

Kategori lomba itu diantaranya untuk kubus 2x2x2 sampai 5x5x5, pyraminx, megaminx, Rubik’ magic, master magic, dan tiga permainan dengan mata tertutup, dan satu tangan. Panitia membatasi jumlah peserta hanya 150 orang. Dari 102 pendaftar saat ini, dua diantaranya akan datang dari Malaysia.

Menurut panitia acara Ardiyanto Satriawan, peserta datang dengan ambisi memecahkan rekor nasional sebagai pemain tercepat kubus di setiap kategori. Jika rekor dunia bisa terlampaui di ajang ini, catatannya akan diakui secara internasional. “Karena lomba ini diakui oleh World Cube Association,” ujarnya saat jumpa pers di Bandung, Rabu (9/2).

Salah seorang pemegang rekor Rubik nasional kategori master magic, Marasi Deon, mengatakan, akan berusaha memperbaiki rekornya sendiri. Saat dj Jakarta Ceria Open pada Oktober 2010, tangannya sanggup melipat 12 papan master magic yang bergambar tiga lingkaran elips hanya dalam 2,81 detik. “Rekor dunia masih di pegang pemain China, 1,72 detik,” ujar mahasiswa pasca sarjana Institut Teknologi Bandung itu.

Adapun salah satu pemegang rekor dunia asal Indonesia, Muhammda Iril Khairul Anam, 20 tahun, batal ikut lomba ini. Mahasiswa Gunadharma itu sanggup menyelesaikan 6 kubus Rubik dengan mata tertutup selama 59 menit.

Kini, permainan yang ditemukan oleh Erno Rubik, seorang arsitek Hungaria, pada 1974 itu kembali digemari dunia sejak muncul pertama pada 1980. Selama dua tahun kemudian, penjualan kubus 6 warna seperti merah, kuning, dan hijau, pada tiap sisinya itu mencapai 100 juta buah. Namun setelah itu selama 20 tahun, permainan tersebut tenggelam karena banyak orang menganggap hanya orang jenius yang bisa menyelesaikan susunan warna kotak-kotaknya ke posisi semula.

Sejak mantan peserta Rubik’s World Championship 1982 Jessica Fridrich dan Lars Petrus yang bekerja sebagai programmer Google mempublikasikan metode bermainnya lewat Internet, kubus Rubik kembali dilirik. Metode permainan cepatnya pun dikembangkan banyak orang, hingga penyelesaiannya diklaim sanggup kurang dari 20 detik.

Di Indonesia, menurut Ardiyanto, jumlah pemain kubus Rubik yang tersebar di berbagai komunitas penggemarnya kini mencapai 500 orang. Mereka tersebar di kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. “Jumlah pemain di Indonesia nomor tiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Cina,” ujar mahasiswa Teknik Elektro ITB 2007 itu.

4 komentar:

Trik Rubik mengatakan...

cing-cang.... cing-cang....

Trik Rubik mengatakan...

coba.....

Anonim mengatakan...

coba

Anonim mengatakan...

coba juga

Posting Komentar